Cerita Tentang Para Ahli Kubur

Rabu, 13 Juli 2011

Makam Mengeluarkan Api

Umamah adalah seorang wanita yang suka mengahsut, suka mengadu domba orang lain, sehingga mereka saling bertengkar.
Ketika meninggal dunia, makam Umamah mengeluarkan api.

Kisahnya.
Amr bin Dinar, seorang ulama terkenal yang pernah menceritakan berita ini kepada para santri-santrinya. Menurut Amr, di sebuah dusun di kota Madinah ada seorang wanita muda yang bernama Umamah binti Husein, telah menderita sakit yang sangat parah hingga meninggal dunia. Karena itulah sebagai tetangga, Amr bertakziah untuk memberikan penghormatan yang terakhir kepada wanita tersebut dengan ikut menshalati dan menguburkan jenazah.

Dalam proses pemakaman tidak ada sesuatu yang aneh. Namun tatkala usai pemakaman, adik Umamah sesampainya di rumah tiba-tiba ingat, hawa kantong berwarna putih berisi emas jatuh di dalam kubur kakaknya.

Penggalian Kubur.
Dengan penuh rasa cemas dan gelisah, adik Umamah, Azarudin bergegas keluar untuk menemui seorang penggali kubur.
Ia berkata,"Beberapa jam yang lalu saudaraku telah dikuburkan. Ada kantong yang berharga dan tertinggal di dalam makam."
"Sesuatu apakah yang tertinggal tersebut, dan seberapa besarkah pentingnya sesuatu itu?" tanya penggali kubur.
"Barang yang tertinggal di dalam kubur itu adalah kantong yang berisi perhiasan milik saudaraku," jawab Azarudin.

Setelah mengutarakan semua maksudnya tersebut, Azarudin bersama penggali dan ditemani oleh beberapa orang keluarganya menuju ke tempat dimana Umamah baru saja dikuburkan. Lalu, sang penggalipun segera melakukan tugasnya, dan tanpa diduga-duga, tiba-tiba di sebuah sudut galian, Azarudin melihat sebuah kantong yang berwarna putih. Dengan penuh penasaran, Azarudin meminta kepada Bapak penggali untuk mengambil kantong tersebut.
"Tolong ambilkan kantong itu. Barang itu yang aku cari," kata Azarudin.

Namun belum usai ia melampiaskan kegembiraannya, tiba-tiba pandangan Azarudin kembali tertuju pada kain putih lagi.
"Wahai penggali kubur, bukankah itu kain kafan jasad saudaraku, kalau begitu tolong digali lagi biar aku bisa melihat jasadnya," kata Azarudin.
Setelah menggali dan melihat kain kafannya, sang penggali membersihkan tanah yang ada di kain kafan itu. Dengan penuh penasaran, maka dibukalah sedikit kain kafan tersebut. Namun, belum selesai jasad Umamah terlihat jelas, tiba-tiba di bawah kaki almarhumah keluar api yang sangat besar.

Balasan Allah SWT.
Melihat keanehan yang terjadi, Azarudin dan orang-orang yang ada ditempat itu merasa keheranan. Maka segera saja sang penggali menimbun tanah makam Umamah dan meratakan kuburan itu. Usai meratakan tanah, semuanya akhirnya pulang ke rumah masing-masing.

Setelah melihat peristiwa itu, Azarudin segera menemui ibunya yang sedang duduk di ruang tamu.
"Wahai ibu, bagaimana perilaku kakakku?" tanya Azarudin.
Melihat anaknya yang tiba-tiba bertanya seperti itu, ibunya berkata,
"Mengapa kamu tanyakan tingkah laku saudaramu, padahal ia telah meninggal dunia."

Azarudin tetap meminta ibunya supaya memberitahu perilaku kakaknya.
Karena didesak, akhirnya ibunya menjawab,
"Kakakmu itu sering kali ketika malam, mengintai rumah-rumah tetangga untuk mendengar pembicaraan mereka. Lalu disampaikan kepada orang lain, dia suka mengadu domba dan hasut. Akhirnya, tentangga satu dengan lainnya bertengkar dan tidak bertegur sapa."

Karena itu, siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur haruslah menjauhkan diri dari sifat Namimah, sifat mengadu domba supaya selamat dari siksaan kubur dan mudah baginya menjawab pertanyaan Malaikat Munkar Nakir.

Selasa, 12 Juli 2011

Pedagang Nakal | Liang Lahat Penuh Ular

Berprofesi sebagai pedagang merupakan pekerjaan yang mulia. Namun jika berbuat nakal dan curang, justru akan menyisakan siksa kubur. Seperti yang dialami oleh seorang pedagang nakal di zaman sahabat yang terpaksa dikubur bersama ular karena semua tanah yang digali selalu muncul ular.

Kisahnya.
Diriwayatkan dari Abdul Hamid bin Mahmud Al-Maghuli.
Ketika duduk bersama dengan Ibnu Abbas r.a, tiba-tiba datanglah sekelompok kaum yang tampak risau. Dari wajahnya yang asing, Abdul dan temannya tahu jika mereka bukan penduduk sekitar.

Sekelompok kaum tersebut melintas mendekat dan berkata,
"Kami berangkat dari rumah dengan maksud menunaikan haji dan ada seorang teman kami yang ketika sampai di daerah Dzatus Shafah meninggal dunia, kemudian kami mengurusnya."

Liang Lahat Penuh Ular.
"Lalu apa yang terjadi selanjutnya, bukankah itu perbuatan yang mulia," tanya Abdul.
"Benar, tetapi ketika kami menggali tanah untuk kuburnya, ternyata galian tanah itu penuh dengan ular," jawab sekelompok kaum itu.
"Jika demikian, galilah di tempat yang lain," kata Abdul.
"Kami tinggalkan tempat itu dan kami menggali lagi di tempat lain. Tetapi di tempat yang lain itu pun sama saja, liang lahatnya penuh dengan ular," jawab mereka.
"Carilah tempat yang lain," ujar Abdul lagi.
"Sama saja, kami tinggalkan tempat itu dan menggali kubur untuk yang ketiga kalinya dan ternyata di tempat itu pun liang lahatnya penuh dengan ular. Kemudian kami tinggalkan mayat itu dan kami datang kepadamu," kata sekelompok kaum yang putus asa itu.

Mendengat kisah yang cukup mengherankan itu, akhirnya Ibnu Abbas r.a menyarankan agar sekelompok kaum itu menguburkan mayat temannya di mana saja.
"Itu adalah amal perbuatan yang ia lakukan sendiri. Pergilah dan kuburlah mayat itu. Demi Allah, seandainya kamu menggali seluruh bumi niscaya kamu akan selalu menjumpai uar di dalamnya. Beritakan hal ini kepada kaumnya," kata Ibnu Abbas.

Mencampur Gandum Asli dengan Tangkainya.
Sekelompok kaum itu akhirnya dengan terpaksa menguburkan mayat temannya bersama ular-ular di liang lahat. Setelah menguburkannya, mereka meneruskan perjalanan hajinya.
Seusai musim haji, sekelompok kaum itu memberitahukan peristiwa yang memilukan itu kepada istri si mayat. Tentu saja istri almarhum menangis mendengar penuturan itu. Ia tidak menyangka jika suaminya begitu cepat meninggalkan dirinya dan keluarganya untuk selama-lamanya.

"Apa yang bias dia (almarhum) lakukan sewaktu hidupnya dulu?" tanya sekelompok kaum itu.
Istrinya menjawab,"Ia dulu berjualan bahan makanan, yaitu gandum. Setiap hari ia mengambil sebagian gandum dagangan itu untuk dimakan, kemudian sebanyak gandum yang dia ambil diganti dengan tangkai gandum yang warnanya serupa, lalu ditumbuk dan dicampur dengannya."

Oleh karena itu, barang siapa yang ingin selamat dari fitnah kubur maka ia harus menjauhkan diri dari segala bentuk kecurangan dan perbuatan-perbuatan dosa lainnya.
Wallahu A'lam.