Cerita Tentang Para Ahli Kubur

Minggu, 01 Mei 2016

Melihat Roh Setelah Mati Suri

Ini ada kisah dari seorang dokter yang pernah mengalami mati suri serta melihat roh. Apakah yang dilihatnya tadi benar-benar roh atau bukan, bisa disimak keterangannya di bawah ini.

Di balik keputusannya memilih kedokteran forensik sebagai profesi, dr Ida Bagus Putu Alit DMF SpF, ternyata memiliki berbagai pengalaman hidup terkait dengan kematian.

Bahkan ia pernah mengalami koma tiga bulan dan mati suri.

Bagi sebagian orang tentu sangat mengerikan jika kesehariannya selalu berurusan dengan jenazah atau mayat.

Belum lagi jika mayat tersebut merupakan korban pembunuhan, korban kecelakaan, ataupun bunuh diri yang meninggal secara tidak wajar.

Namun, tidak demikian halnya dengan dr Alit, yang kini menjabat sebagai Kepala Bagian SMF Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.

Hari-harinya tak pernah jauh dari mayat.

"Ada beberapa pengalaman yang membuat saya memilih kedokteran forensik sebagai profesi saya," ujar pria murah senyum yang lahir 45 tahun silam ini saat berbincang dengan Tribun Bali di ruang kerjanya, Rabu (27/5/2015).

Dokter Alit menjelaskan, alasan dirinya memilih kedokteran forensik sebagai profesinya karena ingin mengembangkan ilmu forensik yang pada tahun 1996 silam hanya ada ada orang ahli forensik di RSUP Sanglah.





"Saya baru lulus di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Saat itu hanya terdapat dua dokter forensik di Bali yang semuanya bertugas di RSUP Sanglah. Saya pun tertarik mendalami ilmu kedokteran forensik dan melanjutkan studi di Groningen State University di Belanda, Victorian Institute of Forensic di Singapura, dan pendidikan dokter spesialis forensik di FK Universitas Indonesia," terang dr Alit.

Selain itu, ada pengalaman hidup lainnya yang mendorong dirinya untuk mengetahui suatu sebab kematian.

"Saya dulu saat kelas empat SD pernah mengalami NDE (Near Death Experience/mati suri). Bahkan, saat itu oleh keluarga, saya sudah sempat dinyatakan meninggal dan sudah dilayat oleh penduduk di desa," terang pria asal Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Selat, Karangasem, ini.

Sebelumnya ia sempat mengalami koma selama tiga bulan karena mengalami kelainan di otak.

Setelah itu, pihak keluarga menyatakan dirinya sudah meninggal dunia.

Padahal, secara medis ia mengalami NDE.

"Secara teori jika mengalami NDE, seseorang akan mengalami sensasi berupa melihat lorong dan satu titik cahaya. Saya ingat, itulah yang saya lihat saat itu," terang ayah yang telah dikaruniai dua putra.

Setelah banyak keluarga dan tetangga desa yang datang untuk melayat, dia tersadar.

Sontak keluarga, kerabat, atau tetangga yang datang melayat kaget sekaligus bahagia.

"Setelah itu kesadaran saya berangsur membaik," ujar bungsu dari lima bersaudara ini.

Namun, derita hidup dr Alit tak berhenti sampai di situ.

Berikutnya ia mengalami kelumpuhan selama tiga tahun dan tangan yang bergemetar selama kurang lebih setahun.

Karena lahir di keluarga sederhana dan pengobatan yang belum begitu maju ketika itu, dr Alit pun harus berusaha sendiri untuk memulihkan kondisinya dan dapat kembali hidup normal.

"Saat itu kondisi saya sangat sulit. Saya harus sekolah menggunakan kursi roda, dan bahkan setahun tidak mampu menulis karena tangan bergetar. Namun setelah dilatih sendiri, berangsur-angsur saya bisa kembali berjalan dan beraktivitas seperti biasa," terangnya.

Pengalaman hidup dr Alit juga diwarnai hal-hal aneh.

Ia mengalami berbagai hal di luar nalar seperti berbagai halusinasi, menjadi seorang anak indigo, bahkan kadang-kadang bisa melihat roh orang yang sudah mati.

"Saat itu saya sadar kondisi tersebut tidak normal, dan saya mencoba menghilangkannya. Saya berusaha mendalami ilmu kedokteran agar bisa tetap berpikir ilmiah dan karena saya lahir di Bali sesuai kepercayaan saya juga lakukan upacara pengelukatan dan mebayuh," ujar Ketua Devisi Ante Mortem DVI Bali dan Ketua Tim Terpadu Pencatatan dan Pelaporan Tindak Pidana Perempuan dan Anak ini.

Bahkan, dalam menjalankan profesinya sebagai dokter forensik, dalam beberapa kasus ia pernah mengalami hal-hal aneh.

Misal dalam melakukan pemeriksaan terhadap jenazah seorang anak inisial SM dan pembunuhan seorang wartawan beberapa tahun silam.

Saat mencari bukti guna pengungkapan kasus tersebut, ia banyak dibantu oleh tanda-tanda yang ditunjukkan oleh roh orang tersebut.


"Namun, di luar pengalaman itu, saya tetap bekerja sesuai dengan pembuktian yang faktual dan empiris," ujar dr Alit yang juga tercatat sebagai anggota polisi khusus Ditreskrim Polda Bali.

Sebagai orang yang terlahir dari kalangan Brahmana, dr Alit pun mempunyai kesempatan untuk menjadi seorang peranda/pedanda.

Saat disinggung mengenai hal tersebut, dirinya mengaku siap jika masyarakat menghendakinya untuk menjadi pemimpin suci umat Hindu.

"Kalau konsep di keluarga saya, Pedanda ibarat tempat tirtha atau air suci. Jadi tergantung masyarakat, jika kita dipercaya dan dikehendaki oleh masyarakat untuk menjadi seorang tempat tirtha atau menjadi seorang pedanda, ya kita bisa untuk memenuhi keinginan mereka," ujarnya sembari tertawa.

Tentunya bila kelak terpilih sebagai peranda, dr Alit harus meninggalkan profesinya sebagai ahli forensik yang telah dijalani belasan tahun.

Hari-harinya akan diisi dengan kegiatan keagamaan untuk melayani sekaligus membimbing umat.

hsumber:
ttp://bali.tribunnews.com/2015/05/28/kisah-dr-alit-ahli-forensik-rsup-sanglah-alami-mati-suri-dan-melihat-roh

Minggu, 03 April 2016

Kisah Mati Suri di Aceh Tamiang

Mati suri tetap menjadi kisah yang terus menerus bisa menjadikan pelajaran untuk kita semua. Hasil dari ucapan dari orang yang mati suri kebanyakan ada benarnya dan kita harus menghargainya.

Seperti kisah mati suri di sebuah keluarga sederhana yang tepatnya tinggal di Kabupaten Aceh Tamiang yang ada di provinsi Aceh.

Kisah ini sebenarnya terjadi sekitar 3 tahun yang lalu dan telah dikisahkah langsung seorang anak yang secara langsung mengalami kejadian ini dalam hidupnya. Seorang ayah dan juga ibu beserta ketiga anaknya tinggal dalam sebuah rumah sederhana seperti layaknya keluarga biasa lainnya. Dimana sang ayah sebagai kepala rumah tangga setiap harinya pergi bekerja, dan sang ibu pun sibuk mengurusi urusan rumah tangganya.

Sebagaimana dikutip oleh laman motivatorindonesia.co.id, setiap harinya ketiga anaknya pergi kesekolah, dimana anak yang sulung telah duduk di bangku SMP kelas 2, sementara anak yang kedua duduk dikelas 5 SD, sedangkan yang bungsu adalah seorang anak perempuan kecil berumur 3 tahun.





Kisah kisah mati suri ibu yang hidup kembali di kuburnya ini sangat mengharukan, jadi pastikan anda membaca kisah ini dengan baik dan fokus. Karena cerita ini cukup singkat tapi mungkin anda tak akan bisa menahan air mata anda saat setelah anda membaca kisah haru ini.

Suatu ketika dimana saat keluarga itupun sedang menjalani aktivitas mereka seperti biasa, tiba tiba sang ibu dari ketiga anak itupun meninggal dunia. Sontak pada saat itu keluarga yang khususnya ayah dan ketiga anaknya terkejut dan tak kuasa menahan tangis mereka.

Karena kepergian sang ibu begitu cepat dan serasa tiba tiba, sang ibupun tidak mengalami sakit atau kecelakaan. Dan dengan tiba tiba ALLAH SWT pun memanggil sang ibu dan meninggalkan keluarganya untuk selama lamanya. Disinilah kisah mati suri ibu yang hidup kembali di kuburnya itu dimulai.

Setelah sang ibu meninggal, maka jenazahnya pun dimandikan, dikafankan, dan akhirnya dikuburkan. Ketiga anaknya pun menangis haru, terlebih lagi putri bungsu yang masih sangat kecil dan masih merindukan pelukan serta kasih sayang dari sang ibu. Namun dengan kepergian sang ibu, maka pelukan dan kasih sayang itu tidak akan pernah bisa dirasakan oleh putri kecil itu untuk selama lamanya. Ibu pun meninggal dan diantarkan kekuburan untuk segera dimakamkan. Setelah proses penguburan selesai, keluargapun pulang kerumah.

Pada keesokan harinya, putri bungsu itu mengatakan kepada ayahnya tentang perihal mimpinya semalam. Ia pun mengatakan kepada ayahnya, bahwa semalam ia bermimpi bertemu dengan almarhumah ibunya, dan ibu pun mengatakan, tolong keluarkan ibu nak dari kuburan ini. Mendengar putri bungsunya berbicara seperti itu, ayahpun mengatakan, “sudahlah nak ! ibu sudah tidak ada, wajar jika engkau masih teringat ingat, ungkap ayah kepada putri bungsunya” Anak itu pun diam.

Keesokannya tepatnya dihari kedua setelah pemakam ibu, putri bungsu itupun menyampaikan perihal mimpinya semalam kepada abang abangnya. Ia mengatakan, abang ! semala adik bermimpi bahwa ibu minta dikeluarkan dari dalam kuburannya, dan abangnya lalu bergegas menyampaikan perihal mimpi sang adik kepada ayah. Dan ayah pun
mengatakan, sudahlah nak, adikmu itu masih sangat kecil, wajar saja dia sangat sedik sepeninggalan ibu mu.

Keesokan harinya, tepatnya dihari ketiga setelah pemakaman ibunya, putri bungsu itu pun kembali memberitahu kepada ayahnya tentang perihal mimpinya, bahwa almarhumah ibu, benar benar minta dikeluarkan dari dalam kuburnya. Putri bungsu itupun menangis sejadi jadinya, dan tetap memaksa sang ayah untuk pergi kekuburan dan mengeluarkan ibu dari kuburannya.

Melihat anak kecilnya terus menangis keras, maka sang ayahpun menemui aparat kampung dan meminta tolong kepada warga kampung setempat, untuk membantunya menggali kembali kuburan almarhumah istrinya.

Dengan keaadaan yang bingung dan heran, warga kampung pun lekas membantu sang ayah dan pergi kekuburan istrinya. Semuanya hadir menyaksikan penggalian makam tersebut, terlebih lagi putri bungsu yang terus menangis menyaksikan penggalian makam ibunya. Setelah penggalian selesai, ternyata mimpi anak kecil itupun benar dan nyata ! Mengapa demikian ? Karena para penggali kubur, mendapati ibu itu dalam posisi setengah duduk atau seperti tengkurap.

Kain kafan pembungkus badannya pun sudah lepas, tanda bahwa ibu itu berupaya untuk melepas kain kafannya dan membuka tali, lalu berupaya untuk membongkar papan penutup lahatnya. Pada saat itu, para penggali kuburpun tiba tiba menangis, karena menyaksikan bahwa ibu itu sebenarnya benar benar masih hidup. Tapi karena telah terkubur selama 3 hari, maka ia pun meninggal di dalam kuburannya sendiri.

Para tetua dikampung itu pun mengatakan, bahwa ibu ini sebenarnya telah mati suri. Lalu ia tersadar saat telah di dalam lahatnya. Jika saja, kita mempercayai mimpi anak kecil ini pada hari pertama, mungkin nyawa ibu ini masih bisa terselamatkan. Dan pesan moral yang bisa kita ambil dari hikmah cerita ini, bahwa janganlah meremehkan ucapan ucapan anak kecil, karena boleh jadi itu adalah pesan yang benar.

‘Unjur ma Qola, wala tanjur liman Qola’ inilah sebuah ungkapan dari ilmu mahfuzhat anak pesantren yang artinya ialah ‘Lihat apa yang dikatakannya & jangan lihat siapa yang mengatakannya’. Semoga kisah mati suri ibu yang hidup kembali di kuburnya ini bisa menginspirasi Anda. Dan membuat Kita semua lebih sayang dan cinta pada kedua orang tua, terutama ibu, ibu dan ibu Anda.

sumber:
http://www.cangcut.net/2015/04/kisah-mati-suri-ibu-yang-hidup-kembali.html

Rabu, 02 Maret 2016

Mati Suri-nya Seorang Atheis

Atheis adalah orang yang tidak memiliki agama sama sekali. Bagaimankah mereka kala meninggal dunia? Apakah aman-aman saja ataukah sebaliknya?

Kisahnya


Pada 1989, Dr. George Rodonaia imigrasi ke Amerika Serikat, sebelumnya dia adalah dokter penyakit jiwa di Uni Soviet, yang juga seorang ateis yang teguh. Dia pernah mengalami suatu "pengalaman klinis hampir mati" yang paling panjang pada 1976.

Setelah George ditabrak mobil, ia dinyatakan mati. Jenazahnya diletakkan di ruang mayat selama 3 hari, hingga setelah seorang dokter melakukan autopsi di bagian perut baru bangkit kembali.

Sejak itu, George beralih ke bidang penelitian mempelajari roh, dan meraih gelar doktor dalam bidang psikologi agama. Dan tidak lama setelah itu menjadi pendeta gereja Kristen ortodoks. Kini sebagai pendeta persekutuan pertama perlindungan gereja di Kota Nederland, Texas. Berikut adalah pengalamannya yang dicatat dalam karya Phillip L. Berman, "Perjalanan Pulang Kembali".




Waktu itu, hal pertama yang saya ingat adalah mendapati bahwa diri saya berada di sebuah lingkungan yang gelap gulita. Saya tidak merasakan penderitaan jasmani, saya tetap masih ingat bahwa saya adalah George. Kegelapan ini adalah suatu hal yang belum pernah saya jumpai sebelumnya.

Saya merasakan ketakutan yang mendalam, dan tidak pernah saya bayangkan bisa seperti ini. Terhadap diri sendiri, saya tetap merasa terkejut, namun tidak tahu di mana. Sebuah pikiran tiada hentinya terus bergulir dalam kesadaranku: Saat setelah saya mati bisa bagaimana keadaannya.

Saya telah bisa mengendalikan perasaan saya, lalu mengingat kembali semua peristiwa yang pernah terjadi. Mengapa saya berada di tengah kegelapan ini? Saya harus bagaimana? Saya lalu teringat kata-kata mutiara termasyhur Dicolle, "Aku merenung, maka itu diriku ada".

Kemudian saya merasa agak lega, karena di saat yang demikian saya baru meyakini bahwa saya masih hidup, meskipun berada di sebuah ruang dimensi yang berbeda. Kemudian saya berpikir, jika memang saya masih hidup, lalu mengapa saya tidak berpikir ke arah yang baik. Saya adalah George, dan saya berada di tengah kegelapan, namun saya tahu bahwa saya masih hidup, saya adalah diri saya. Dan saya tidak boleh berpikir ke arah yang buruk.

Kemudian saya berpikir, kegelapan, bagaimana mungkin bisa baik. Jika baik seharusnya ada cahaya. Dan tiba-tiba saya lalu berada di tengah cahaya berkilauan, cahaya yang sangat terang benderang. Warna putih yang terang benderang, sangat menyilaukan mata.

Seperti cahaya blitz kamera yang begitu menyilaukan, namun tidak berkerlipan. Mula-mula saya merasa bahwa cahaya yang menyilaukan mata ini bisa membuat orang menderita, namun perlahan-lahan saya bisa mengadaptasinya. Saya mulai merasa hangat dan nyaman, segalanya tiba-tiba berubah menjadi baik sekali.

Selanjutnya saya melihat di sekeliling, molekul sedang terbang di mana-mana, atom, proton dan neutron ada di mana-mana. Di satu sisi, semua benda ini kacau balau tidak teratur, namun pada sisi lainnya, yang mendatangkan kegembiraan yang tiada tara pada diri saya adalah bahwa semua benda yang semrawut ini juga berada dalam simetri mereka sendiri.

Simetri ini indah dan merupakan suatu kesatuan, Dia membuat segenap tubuhku penuh dengan kebahagiaan yang sangat. Metode keberadaan kehidupan dan kealamian yang menyeluruh hadir di depan mataku. Di saat yang demikian rasa cemas terhadap ragaku telah lenyap sama sekali, karena saya tahu bahwa saya sudah tidak membutuhkannya, pada kenyataannya dia justru merupakan rintangan bagiku dalam meninjau dunia.

Segala hal yang saya alami semuanya berpadu menjadi satu, maka dari itu sangat sulit bagi saya untuk melukiskan dengan menurut urutan peristiwa yang terjadi. Waktu sepertinya telah terhenti, dulu, sekarang, dan akan datang bagi saya sama sekali sudah bersatu dalam kesatuan yang tidak ada konsepsi waktunya. Tidak tahu kapan, saya telah melihat perjalanan seumur hidup diri saya. Dalam sekilas itu saya telah melihat seluruh kehidupan abadi diri sendiri.

Saya menyadari bahwa kehidupan ada di mana-mana, tidak hanya kehidupan dunia fana, melainkan juga kehidupan yang tak terbatas. Semua ini tidak hanya berhubungan bersama, lagi pula semuanya ini memang merupakan satu kesatuan. Saya bisa pergi ke tempat lain dalam sekejap waktu.

Saya berusaha mencoba berkomunikasi dengan orang yang saya jumpai, di antaranya ada beberapa orang telah merasakan keberadaanku, namun tidak ada orang mempedulikan diriku. Saya merasa harus mempelajari filsafat dan Alkitab. Apa yang Anda inginkan, Anda bisa mendapatkannya. Dan akan datang dengan apa yang terlintas dalam pikiran Anda, saya pernah kembali ke kerajaan Romawi, Babilon, serta zaman Nabi Nuh dan Abraham (Nabi Ibrahim), semua nama zaman yang bisa Anda sebutkan, saya pernah ke sana.

Saya telah meliputi semua peristiwa dan pengalaman yang indah ini, hingga saat mereka melakukan autopsi dan menoreh bagian perutku, saya merasakan sebuah kekuatan yang sangat besar telah memegang leherku dan ditekan ke bawah, kekuatan ini demikian besarnya, sehingga saya membuka sepasang mataku, dan merasakan sakit yang sangat. Tubuh saya dingin sekali, dan mulai menggigil, lalu segera dilarikan ke rumah sakit.

Sumber: www.zhengjian.org
Sumber: www.indospiritual.com/artikel_pengalaman-mati-suri-seorang-ateis.html

Senin, 01 Februari 2016

Pengalaman Mati Suri Dua Jam di Bengkalis

Mati suri adalah sesuatu yang nyata bukan rekayasa belaka. Dicuplik dari situs hendriyana.abatasa.co.id, yang menjadikan Adi Sutrisno sebagai sumbernya serta diperkuat oleh Wartawan Riau Mandiri.

Kisah tentang mati suri dan berbagai pengalaman ghaib yang dialami Azlina alias Iin (23), membuat heboh masyarakat Bengkalis, khususnya warga desa Pematang Duku, kecamatan Bengkalis, yang antara percaya dan tidak dengan cerita dalam mati suri itu. Berikut l kisah 'perjalanan ghaib' yang dituturkan Azlina Rabu silam di aula studio SJTV Bengkalis.

Meskipun sempat dinyatakan meninggal dunia, Azlina alias Iin (23 tahun) ternyata mengalami mati suri selama dua jam dan koma dua hari dua malam. Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bengkalis itu mengaku selama mati suri, ia diperlihatkan berbagai kejadian alam barzah dan akhirat, serta beberapa kejadian yang menyangkut amal dan perbuatan manusia selama di dunia.




Di hadapan sekitar 50-an orang, terdiri dari pegawai honor tenaga kesehatan Bengkalis, warga masyarakat serta sejumlah wartawan, Azlina, Rabu (3/9) kemarin, di aula studio TV Sri Junjungan Televisi (SJTV) Bengkalis, mengisahkan kejadian ghaib yang dialaminya itu.

Menurut penuturan Iin yang didampingi pamannya, Rustam Effendi, sejak tiga tahun lalu ia menderita penyakit kelenjar gondok alias hiper teroid. Karena penyakitnya itu, Pada 25 Agustus silam, gadis ini ditemani Rustam Effendi berobat ke rumah sakit Mahkota Medical Center (MMC) Malaka. Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan, dokter mengatakan operasi baru bisa dilakukan setelah tiga bulan, karena waktu itu tekanan darah tinggi.

Namun pada Sabtu (26/8) tengah lama, kondisi anak sulung tiga bersaudara ini kritis, koma. Sang paman sempat memandunya membaca dua kalimat syahadat dan kalimat toyibah (Lailahailallah) sebanyak dua kali. Waktu ajal menjemput, tutur sang paman, Azlina sempat melafazkan kalimat toyibah dan syahadat. Secara perlahan-lahan gadis yang bekerja sebagai honorer di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Bengkalis ini tak bernafas. Tepat pukul 02.00 waktu Malaysia, indikator monitor denyut jantung terlihat kosong atau berupa garis lurus.

Tak pelak situasi ini membuat Rustam sedih, kemudian beberapa dokter MMC Malaka terlihat sibuk memeriksa dan mengecek kondisi Azlina. Waktu itu dia sempat menghubungi keluarnya di Bengkalis untuk memberitahu kondisi terakhir Azlina. Untungnya setelah dua jam ditangani dokter, monitor terlihat kembali bergerak yang menandakan denyut jantung gadis yatim ini berdenyut lagi.

Untuk perawatan lebih lanjut, Azlina dimasukan ke ruang ICU dan baru dua hari dua malam kemudian ia dinyatakan melewati masa kritisnya. Bertemu Sang Ayah Menurut pengakuan Azlina, dia melihat ketika nyawanya dicabut oleh malaikat. Waktu itu, nyawanya dicabut dari kaki kanan oleh malaikat. "Rasanya sangat sakit, kulit seperti disayat, dibakar dengan minyak," tuturnya.

Setelah roh berpisah dengan jasad, dia menyaksikan orang-orang yang masih hidup dan jasadnya terbaring di tempat tidur. Kemudian dibawa dua malaikat menuju ke suatu tempat. Azlina mempunyai keinginan untuk bertemu dengan ayahnya yang sudah lama meninggal, bernama Hasan Basri. "Wahai ayahku bisakah aku bertemu denganmu. Aku sangat rindu, oh ayah," ucapnya. Memang di tempat itu Azlina bertemu dengan sosok pria muda berusia 17 tahun dengan wajah bersinar dan berseri-seri. Melihat sosok pria muda tersebut, Azlina tetap ngotot ingin bertemu dengan sang ayah. Kemudian, kedua malaikat memperkenalkan bahwa pria muda tersebut adalah ayahnya.

Tentunya dia tidak menyangka karena waktu meninggal dunia, ayahnya berusia 55 tahun. Kemudian sang ayah bertanya kepada Azlina, maksud kedatangannya. Dia menjawab kedatangannya semata-mata memenuhi panggilan Allah SWT. Sang ayah menyuruh Azlina tetap pulang untuk menjaga adik-adiknya di dunia. Namun Azlina menjawab bahwa dirinya ke sini, memenuhi panggilan Allah. Waktu itu juga, dia menyebut rukun Islam satu persatu.

Setelah berdialog dengan ayahnya, dua malaikat tadi membawa Azlina ke suatu tempat yang dipenuhi wanita memakai baju rapi dan berjilbab. Di situ, dia disalami dan dicium pipi kanan-kiri oleh wanita-wanita Muslimah tersebut. Tidak hanya itu, Azlina juga bertemu dengan 1.000 malaikat dengan wajah berseri dan seluruhnya sama.

Di tempat itu, Azlina duduk di kursi yang sangat empuk. Bila di dunia empuk kursi tersebut seakan dilapisi delapan busa. Ketika duduk, tiba-tiba sosok wanita berseri mirip dengan dirinya menghampiri. Dia bertanya kepada sosok wanita tersebut. "Saya adalah roh dan amal ibadah mu selama di dunia," kata wanita tersebut.

Kemudian Azlina ditemani amalnya (sosok wanita, red) dan dua malaikat menyaksikan beberapa kejadian di akhirat. Di antaranya, ada seorang pria berpakaian compang-camping, badannya bernanah dan bau busuk. Tangan dan kaki dirantai sementara di atasnya memikul besi seberat 500 ton. Melihat kejadian itu, Azlina bertanya kepada amalnya. Rupanya pria tersebut semasa hidupnya suka membunuh dan menyantet (teluh) orang. Kejadian selanjutnya yang ia lihat, seorang yang disebat dengan rotan panjang sehingga kulit dan dagingnya mengelupas dari badan. Ternyata orang tersebut selama hidup tak pernah sholat bahkan menjelang ajal menjemput pun tak pernah menyebut syahadat.

Azlina juga melihat, dua pria saling membunuh dengan kapak. Menurut keterangan amalnya, rupanya orang tersebut suka menodong dan memeras orang lain. Kemudian gambaran, seorang ustad yang dihantam dengan lahar panas yang mendidih. Kembali Azlina bertanya. Ustad tersebut selama hidup suka berzina dengan istri orang lain.
Kejadian berikutnya, seorang ditusuk dengan pisau sebanyak 80 kali. Ini menunjukan orang tersebut suka membunuh dan tidak pernah dipertanggungjawabkan selama di dunia. Kejadian terakhir, seorang ibu tua dihempaskan berkali-kali ke lantai. Di lantai tersebut terdapat pisau tegak dan dia tersungkur lalu mengenai tubuhnya, hingga mati. Gambaran tersebut menunjukan, selama hidupnya wanita tersebut merupakan anak durhaka, yang tidak mengakui ibunya yang pikun. Bahkan dia malu kepada orang lain.

Kisah tentang mati suri dan berbagai pengalaman ghaib yang dialami Azlina alias Iin (23), membuat heboh masyarakat Bengkalis, khususnya warga desa Pematang Duku, kecamatan Bengkalis, yang antara percaya dan tidak dengan cerita dalam mati suri itu. Berikut lanjutan kisah 'perjalanan ghaib' yang dituturkan Azlina Rabu silam di aula studio SJTV Bengkalis.

Menurut Azlina, setelah dirinya diperlihatkan dengan kejadian dan gambaran manusia, ia kemudian dibawa melewati malam yang sangat gelap gulita. Saking gelapnya, dia tidak bisa melihat amalnya dan dua malaikat yang mendampingi. Ketika kakinya berjalan tiga langkah, terdengar suara orang berzikir. Kemudian sang amal menyuruhnya untuk cepat menangkap suara tersebut. Tapi Azlina tidak bisa menangkap. Tiba-tiba waktu itu, lehernya dikalungi seutas rantai. Setelah dipegang ternyata rantai tersebut berupa tasbih sebanyak 99 butir. Terdengar suara yang memerintahkan Azlina untuk berzikir selama dalam perjalanan.

Dia berjalan lagi sepanjang tujuh langkah, namun waktunya sama dengan 10 jam waktu di dunia. Ketika sampai pada langkah ke tujuh, dia melihat wadah menyerupai tapak sirih berisi cahaya yang terpancar melalui lobang-lobangnya. Berkat cahaya tapak sirih tersebut, dia bisa melihat dan membaca tulisan Arab, berbunyi 'Husnul Khotimah'. Di belakang tulisan itu terlihat gambar Ka'bah. Ketika melihat tulisan dan gambar Ka'bah seketika, dia dan amalnya tersenyum seraya mengucapkan Alhamdulillah.

Azlina mendekati cahaya itu dan mengambilnya, kemudian disapukan ke mukanya. Ketika malam yang gelap gulita itu menjadi terang benderang.

Nabi Muhammad Sahhallahu 'Alaihi Wa sallam ....

Setelah berjalan sekian jauh, dia mendengarkan suara azan yang suaranya tidak seperti di Indonesia, namun bernada Mekkah. Kepada amalnya, dia meminta waktu untuk menunaikan sholat. Setelah mengerjakan sholat, roh Azlina hijrah ke tempat lain dengan perjalanan 40 hari. Tempat yang dituju kali ini adalah Masjid Nabawi di Madinah. Di masjid itu dia menyaksikan makam Nabi Muhammad dan sahabatnya. Di makam Nabi ada pintu bercahaya, terlihat sosok Nabi Muhammad sedang memberi makan fakir miskin. Tidak hanya itu di Masjid Nabawi, dia kembali diperlihatkan kejadian menakjubkan.

Tiba-tiba cahaya 'Husnul Hotimah' yang ada di tangannya lepas, kemudian mengeluarkan api yang menerangi seluruh ruangan sehingga makam Nabi terlihat jelas. Waktu itu dari balik makam Nabi, dia melihat sosok manusia, berwajah ganteng menyerupai malaikat, kulit langsat, mata sayu, pandangan luas terbentang dan tajam. "Raut muka seperti orang Asia (oval, red) namun tidak kelihatan kepalanya. Tapi saya yakin sosok manusia tersebut adalah Nabi Muhammad," katanya.

Melihat peristiwa itu, lantas Azlina bertanya kepada malaikat dan amalnya. "Kenapa cahaya tersebut menerangi Nabi Muhammad, sehingga saya bisa melihat. Dan kenapa wajah Nabi bercahaya?" Dijawab bahwa Anda adalah orang yang mendapat syafaat dan hidayah dari Allah. Mengenai wajah nabi yang bercahaya, karena selama mengembangkan agama Islam selalu mendapat tantangan. Perjalanan tidak di situ saja, Azlina dan pengawalnya berbalik arah untuk pulang.

Rupanya ketika dalam perjalanan pulang dia kembali menyaksikan, jutaan umat manusia sedang disiksa dan menderita di sebuah lapangan. Orang-orang tersebut meronta dan berdoa minta agar kiamat dipercepat. Karena sudah tak tahan lagi dengan siksaan. Mereka mengaku menyesal dan minta dihidupkan kembali agar bisa bertaubat. "Jarak Azlina dengan mereka hanya lima meter, namun tak bias memberikan pertolongan," ujarnya.

Selama melihat kejadian itu, Azlina membaca Al Quran 30 juz, Hafis (hafal) dan khatam tiga kali. Kemudian membaca surat Yasin sebanyak 1000 kali dan shalawat kepada seluruh nabi (Adam sampai Muhammad). Azlina berlari sepanjang Arab Saudi atau sepanjang Sabang sampai Marauke seraya menangis melihat kejadian tersebut. Azlina juga ingin diperlihatkan apa yang terjadi pada dirinya dikemudian hari. Namun sebelumnya dia diminta oleh malaikat untuk berzikir. Lamanya zikir yang dilakukan Azlina selama dua abad dan dua pertukaran zaman. Hal ini ditandai dengan 1 Syawal yang jatuh pada tanggal 31 Desember. Selesai berzikir, Azlina mendengar suara yang seperti ditujukan kepadanya. "Sadarlah wahai umat-Ku, kau sudah Ku matikan. Sampaikan kepada umat-Ku, apa yang Ku perlihatkan. Sampaikan kepada umat-Ku, umat-Ku, Umat-ku."

Kejadian Aneh ....

Usai pengambilan gambar dan wawancara, terdapat kejadian aneh di gedung SJTV Bengkalis. Saat itu, Azlina sudah keluar dari ruangan menuju gedung Radio Pemda yang berjarak 25 meter. Ketika krew SJTV hendak mematikan monitor, ternyata tak bisa dimatikan. Namun anehnya muncul sosok bayangan putih bertubuh tegap dengan rambut terurai hingga ke pusar dan kepalanya bertanduk. Tentunya hal ini membuat para krew dan orang-orang yang menyaksikan heran, lantas momen ini diabadikan pengunjung dan krew SJTV. Setelah Azlina keluar dari ruangan Radio Pemda, ditanyakan apakah sosok tersebut. Dia menjawab bahwa sosok tersebut merupakan jin.

Menutup pengalaman ghaib anak penakik getah itu, sang Paman Rustam Effendi kepada wartawan menyebutkan,selama ini Azlina merupakan sosok yang pendiam dan kurang percaya diri (PD). Namun setelah kejadian ini banyak hal-hal yang berubah, mulai dari penampilan hingga tingkah laku. Bahkan dari warna kulitnya saat ini lebih bersih dan berseri. Mengenai amalannya,"Selama ini dia memang rajin mengerjakan shalat tahajud dan membaca Al Quran setiap hari," kata sang paman menutup kisah tersebut.

Walahu a'lam bi showwab ...

Sumber : Adi Sutrisno
Wartawan Riau Mandiri
http://m.hendriyana.abatasa.co.id/post/detail/18932/kisah-nyata-pengalaman-seorang-gadis-dua-jam-mati-suri

Sabtu, 02 Januari 2016

Gempar, Isu Orang Mati Hidup Kembali

Kepala Kepolisian Sektor Tambang AKP R Zuhri Siregar memberikan penjelasan soal isu danya orang mati yang hidup kembali di wilayahnya.

Menurut Zuhri, warga yang berdatangan ke kuburan di tempat mayat hidup kembali itu, bukan berasal dari desa setempat.

Melainkan, warga dari daerah lain yang mengaku penasaran setelah mendapat kabar tersebut.




"Warga setempat aja santai-santai aja. Pendatang itu. Mereka mendapat kabar dari media," ujarnya, Jumat sore.

Siregar menegaskan, kabar itu hanya isu. Ia sendiri mengaku tidak tahu awal isu itu beredar. Ia menyatakan, tidak ada pembongkaran.

Dikatakan, pihak keluarga almarhum Sahir telah membantah bahwa rencana pembongkaran sama sekali tidak ada.

Sebelumnya, warga digegerkan dengan kabar beredar bahwa ada orang yang sudah wafat akan hidup kembali.

Warga yang penasaran ramai-ramai datang ke makam Sahir sejak Kamis (7/5) malam. Makam itu masih ramai hingga Jumat (8/5).

Dikabarkan, Sahir wafat karena diserang penyakit yang menyebabkan demam tinggi tiga bulan lalu.

Beberapa pekan setelah Sahir dikebumikan, Ani Fitri (30) kemudian bermimpi. Dalam mimpi itu, Sahir mendatangi Ani dan menyampaikan bahwa dirinya masih hidup.

Terhadap Ani, Sahir juga meminta agar dikeluarkan dari makam tersebut tepat di hari ulang tahunnya. Jumat (8/5), almarhum Sahir tepat berulang tahun.

sumber:
http://pekanbaru.tribunnews.com/2015/05/08/geger-orang-mati-akan-hidup-kembali-ini-kata-polsek-tambang