Cerita Tentang Para Ahli Kubur

Selasa, 24 Januari 2012

Ahli Kubur Duduk Berdampingan Bersama Rasulullah

Berita alam kubur malam dengan kisah ahli kubur yang telah mendapat syafaat dari Rasulullah SAW.
Apa gerangan yang dilakukan hingga menyebabkan ahli kubur ini mendapat syafaat Nabi SAW.

Seorang ulama bermimpi bertemu Rasulullah SAW bersama seorang pemuda. Kemudian ulama itu diberitahu Nabi Muhammad SAW bahwa si pemuda ini selalu membaca shalawat kepadanya ketika masih hidup.

Kisahnya.
Pada zaman dahulu ada seorang sudagar kaya raya.
Ia memiliki dua orang anak, sedangkan ibunya telah meninggal dunia terlebih dahulu. Pada suatu saat, saudagar kaya ini sakit keras, hingga menjelang sakaratul maut, ia mewariskan harta benda yang melimpah dan tiga helai rambut milik Rasulullah SAW kepada dua anaknya.

Setelah ayahnya meninggal dunia, maka dua putra kakak beradik itu membagi harta warisan peninggalan orang tuanya menjadi dua bagian sama persis besarnya. Setelah itu, mereka hendak membagi rata tiga helai rambut Rasulullah SAW itu.

"Bagaimana dik jika kita potong satu helai rambut ini sehingga masing-masing dari kita mendapatkan satu setengah helai ramut Rasulullah SAW," ujar sang kakak.

Mendapat tawaran dari sang kakak itu, adiknya merasa sayang jika harus memotong rambut Rasulullah SAW. Ia ingin menghormati kedudukan Rasululah SAW sebagai Rasul panutan yang baik.
"Aku keberatan dengan ajakan itu," ujar adiknya.
"Kalau begitu, maukah engkau mengambil seluruh rambut Rasulullah SAW dan seluruh harta warisan peninggalan ayah aku ambil semua sehingga aku tidak akan memberi sedikitpun kepadamu?" ujar sang kakak yang mulai rakus.

Si Adik Selalu Membaca Shalawat.
Setelah berpikir sejenak, sang adik menyetujui pendapat kakaknya.
"Baiklah, aku setuju dengan usulanmu itu. Ambillah semua harta peninggalan ayah ini," ujar adiknya yang dikenal sebagai anak saleh tersebut.

Setelah itu, adiknya memasukkan tiga helai rambut Rasulullah SAW ke dalam saku bajunya. Rambut itu selalu dibawanya kemana saja ia pergi. Sekali waktu, rambut itu dikeluarkan dari sakunya lalu diciumnya dengan membaca shalawat untuk Rasulullah SAW.

Dalam waktu yang relatif singkat saja, ternyata bacaan shalawat itu membawa berkah sehingga usaha yang dirintisnya sukses. Ia pun menjadi kaya dengan harta yang melimpah, sedangkan kakaknya yang memilih seluruh harta warisan akhirnya habis dan menjadi miskin.

Syafaat Rasulullah SAW.
Pada suat saat, banyak warga yang bersedih ahti karena adiknya meninggal dunia.
Pada suatu malam, salah seorang ulama di negeri itu mimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Dalam mimpi itu, ulama tersebut melihat pemuda yang meninggal dunia tersebut duduk berdampingan bersama Nabi SAW.

"Wahai Rasululah SAW, siapakah pemuda itu?" tanya ulama dalam mimpinya.
"Ia adalah hamba Allah SWT yang telah mendapat syafaatku," jawab Rasulullah SAW>
"Kenapa bisa demikian, aku juga ingin syafaatmu," tanya ulama itu.
"Selama hidupnya, pemuda ini sering mengirimkan shalawat kepadaku," jawab Nabi SAW.

Akhirnya ulama tersebut terbangun.
Mimpi tersebut telah membuat sang ulama tak henti-hentinya mengajak para muslimin muslimat untuk membaca shalawat setiap harinya agar mendapat syafaat seperti pemuda tersebut.

Kamis, 12 Januari 2012

Sering Mencuri tapi Ahli Pengajian

Berita Alam Kubur pada malam hari ini tentang seorang pemuda yang ahli dalam mencuri serta seringkali meninggalkan shalat, tapi...
Tapi dia ini selalu ikut pengajian di majelis TAKLIM seorang ulama. Bagaimana nanti nasibnya si pemuda ini.


Berikut Kisahnya.
Pada zaman sahabat dahulu, ada seorang pemuda yang gemar mencuri dan sering meninggalkan shalat. Pemuda itu bernama Malik. Sebenarnya dia ini ingin sekali bertobat namun belum juga kesampaian niatnya atau belum mendapat hidayah dari Allah SWT.

Akhirnya jatuhlah pilihan bahwa si pemuda kepada seorang ulama yang bernama Shalih Almirri.
Malik selalu mengikuti pengajian yang diadakan oleh ulama tersebut agar dapat kiranya dirinya bertobat. Setelah berkali-kali mengikuti pengajian rutinnya, namun belum juga Malik bertobat dari kegemarannya mencuri, bahkan dia sering meninggalkan shalat 5 waktu.

Hidayah datang bermula ketika Shalih Almirri menyuruhnya untuk membaca ayat suci Al Qur'an.
"Bacalah wahai pemuda," perintah Shalih.
"Apa yang harus aku baca?" tanya Malik.
"Bacalah Surat Al Mu'min ayat 18," jawab Shalih.

Inilah Surat Al Mu'min ayat 18.
Allah SWT berfirman,

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الآزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلا شَفِيعٍ يُطَاعُ

Artinya;
"Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya."

Kezaliman.
Setelah membaca ayat tersebut Shalih berkata kepada Malik.
"Bagaimana mungkin seorang yang zalim dapat memiliki pembela, padahal semua tuntutan adalah kepunyaan Allah SWT? Demi Allah SWT, seandainya engkau menyaksikan orang-orang yang berbuat zalim dan maksiat digiring ke neraka dalam keadaan terikat rantai, tidak beralas kaki, berwajah hitam, mata membiru dan badan lunglai seraya berseru, " Celakalah kami, celakalah kami," papar Shalih.

Malik yang mendengar begitu jelas penuturan sang ulama, langsung gemetaran tubuhnya. Para jamaah yang ikut pula mendengarkan petuah tersebut juga sudah ada yang meneteskan air mata karena takut kepada Allah SWT.

Kemudian, Shalih bertutur kembali.
"Malaikat akan menggiring ahli maksiat dengan palu dari api, kadang kala para malaikat itu menginjak wajah mereka. Hingga ahli maksiat itu ada yang menangis darah karena air mata telah habis dikucurkan. Mereka berterika dengan keras menahan sakit."

"Demi Allah, seandainya engkau melihat keadaan mereka, engkau tidak akan kuat menyaksikannya dan hatimu pasti gelisah," tutur Shalih kembali.
"Duh, betapa buruknya pemandangan ketika itu, betapa jeleknya akhir perjalanan itu," seru Malik.

Sang ulama, Shalih Almirri tiba-tiba saja menangis dan semua orang di sekitarnya ikut menangis.
Malik kemudian berdiri dan berkata,
"Apakah semua ini akan terjadi pada Hari Kiamat?"
"Ya, demi Allah wahai anak saudaraku. AKu tidak melebih-lebihkan. Aku mendengar bahwa mereka berteriak di neraka sampai suara mereka habis," jawab Shalih.

Tak berapa lama kemudian Malik berseru,
"Betapa aku telah lalai selama ini, Ya Rabb. Betapa aku menyesal telah tidak taat selama hidupku ini. Betapa aku sangat menyesal telah membuang-buang waktuku di dunia," ucapnya penuh dengan penyesalan.

Kemudian pemuda itu menangis sambil menghadap kiblat dia berdoa,
"Ya Allah, aku sekarang menghadap-MU dengan tobat yang tidak dicampuri dengan riya'. Ya Allah, terimalah aku atas apa yang telah aku lakukan sebelumnya. Ampunilah perbuatanku terdahulu. Ampunilah aku," begitu doanya.

Rahmat Allah SWT.
Setelah selesai berdoa, Malik langsung pingsan.
Shalih dan beberapa muridnya mengantarkan Malik ke rumahnya. Setelah beberapa hari, Malik tidak kunjung sadarkan diri dan kemudian diketahui telah meninggal dunia.

Banyak sekali orang yang hadir untuk bertakziah mengantarkan jenazah ke kubur, termasuk Shalih dan para murid-muridnya.
"Sungguh ia telah meninggal karena Al Qur'an. SUngguh dia meninggal karena nasehat dan kesedihan," kata Shalih kepada murid-muridnya.

Pada malam harinya, ada murid dari Shalih Almirri yang memimpikan pemuda tersebut setelah kematiannya. Murid Shalih bertanya dalam mimpinya,
"Apa yang telah engkau lakukan wahai Malik?"
Malik menjawab,
"Keberkahan majelis Shalih meliputiku, sehingga aku masuk dalam keluasan rahmat Allah SWT yang meliputi segala sesuatu."

Pada keesokan harinya, orang tersebut (murid Shalih) menceritakan kejadian mimpi yang dialaminya kepada gurunya. Shalih terkagum-kagum dengan kondisi Malik di dalam Kubur karena mendapatkan nikmat kubur yang tiada tara.

Kamis, 05 Januari 2012

Mayat Ayahnya Berwajah Keledai

Berita Alam Kubur Malam, setelah meninggal, wajahnya berubah menjadi wajah keledai atau himar. Namun bisa normal kembali.
Ada ada gerangan dibalik semua itu.


Kisahnya.
Diriwayatkan pada zaman dahulu ada seorang ulama zuhud bernama Muhammad bin Abdullah bin Mubarrak. Ia keluar dari rumahnya untuk menunaikan ibadah haji.
Di sana, dia melihat ada seorang pemuda yang tengah asyik membaca shalawat dalam keadaan ihram.

Di padang Arafah dan Mina pun pemuda tersebut hanya membasahi bibirnya dengan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Karena penasaran, Abdullah menegur penuda tersebut.
"Wahai saudaraku," sapa Abdullah.
"Di setiap tempat ada bacaannya tersendiri, tapi kenapa engkau tidak memperbanyak doa dan shalawat, bukankah itu yang lebih dituntut?" lanjut sapaan Abdullah.
"Kenapa engkau hanya asyik membaca shalawat saja wahai saudaraku?" tanya ABdullah kepada pemuda tersebut.

Pemuda yang selalu Membaca Shalawat di Ibadah Haji.
"Saya punya alasan tersendiri kenapa hanya bershalawat saja," jawab pemuda itu.
"Ceritakanlah kepadaku apakah alasan itu?" pinta Abdullah.
"Saya meninggalkan Khurasan, tanah airku tercinta untuk menunaikan ibadah haji bersama ayah saya. Setelah kami sampai di Kuffah, tiba-tiba saja ayah saya terkena sakit parah dan dia telah menghembuskan nafas terakhirnya di hadapan saya sendiri. Dengan kain sarung yang ada, aku tutupi wajah ayah saya. Malangnya, apabila saya membuka kain tersebut, wajah ayah saya bertukar dengan wajah keledai," tutur pemuda itu.

"Saya malu sekali, bagaimana saya memberitahu tentang kematian ayah saya sedangkan wajahnya seperti keledai seperti itu," lanjut si pemuda itu.
"Kemudian saya duduk di sisi mayat ayah saya dalam keadaan bingung dan akhirnya bermimpi. Dalam mimpi itu saya melihat ada seorang pemuda yang tampan dan baik akhlaknya. Pemuda itu memakai penutup muka dan setelah penutup muka dibukanya dia melihat saya," tutur pemuda itu.

Setelah itu pemuda tampan itu berkata,
"Mengapa engkau bersedih dengan yang telah terjadi?"
Saya menjawab,
"Bagaimana saya tidak bersedih, sedangkan ayah saya adalah orang yang paling saya sayangi."

Syafaat Rasulullah SAW.
Pemuda tampan itu pun kemudian mendekati ayah saya dan mengusap wajahnya sehingga wajah ayah saya bisa berubah kembali normal seperti sedia kala.
Kagetnya bukan main, segera saja saya mendekati ayah dan pemuda tampan itu.

"Engkau siapa," tanya saya kepada pemuda itu.
"Saya yang terpilih (Muhammad)," jawabnya.
Saya kemudian memegang jarinya dan berkata,
"Wahai Tuan, beritahukanlah mengapa peristiwa ini bisa terjadi."
"Sebenarnya ayahmu adalah seorang pemakan harta riba. Allah telah menetapkan agar orang yang memakan harta riba ditukar wajahnya menjadi keledai di dunia dan di akhirat. Allah SWT telah menjatuhkan hukuman itu di dunia dan tidak di akhirat."

"Semasa hidupnya, ayahmu juga orang yang istiqomah mengamalkan shalawat sebanyak sertus kali sebelum tidur. Jadi, ketika semua amalan umatku dipertontonkan, malaikat telah memberitahuku keadaan ayahmu. AKu telah memohon kepada Allah SWT agari Dia mengizinkan aku memberi syafaat kepada ayahmu. Dan inilah aku datang untuk memulihkan seperti semula keadaan ayahmu."

Setelah penjelasan terakhir dibeberkan oleh pemuda tampan itu, si pemuda yang ayahnya meninggal akhirnya terbangun dari tidurnya.
"Subhanalloh...rupanya aku bermimpi," kata pemuda itu.