Cerita Tentang Para Ahli Kubur

Senin, 21 November 2011

Jenazah Imam Syafi'i Bertabur Permata

Berita Alam Kubur malam ini akan mengisahkan tentang keajaiban jenazah sang Waliyullah Imam Syafi'i yang bertabur dengan intan permata.


Kehidupan di alam Barzah adalah benar adanya, yang merupakan salah satu rukun iman dalam islam. Jadi meskipun orang itu adalah muslim yang taat namun bilamana tidak mempercayai kehidupan setelah mati, maka orang itu bisa dikatakan tidak beriman, karena salah satu rukun imannya ditinggalkan.

Ada kisah penuh hikmah yang dialami oleh Imam Syafi'i.
Setelah wafatnya, ia mendapatkan kenikmatan kubur. Di alam Barzah, Imam Syafi'i didudukkan di kursi emas dan jenazahnya bertabur permata.

Kisahnya.
Ketika berusia 2 tahun, ia dibawa ibunya ke Hijaz, sebab ibunya berasal dari Kabilah Azdiyah (dari Yaman). Lalu Imam Syafi'i di bawa ke Makkah karena sang ibu khawatir nasabnya yang mulia akan lenyap dan terlupakan.

Di Makkah, keduanya tinggal di dekat Syi'bu Al-Khaif, seorang guru yang terkenal. Ibunya mengirim Imam Syafi'i untuk belajar kepadanya. Sebenarnya ibunya tidak mampu untuk membiayainya, akan tetapi sang guru ternyata tidak rela dibayar setelah melihat kecerdasan yang dimiliki Imam Syafi'i.

Pada Usia 7 tahun, Imam Syafi'i sudah bisa menghafal AL Qur'an 30 Juz.
Pada usia 12 tahun beliau sudah bisa membaca dan menghafal kitab Al-Muwaththa' karya Imam Malik.


Imam Syafi'i dalam kesehariannya selalu berdakwah dan menebar ilmu.
Imam Syafi'i menderita sakit dan meninggal pada malam Jumat setelah shalat isya hari terkahir bulan Rajab permulaan tahun 204 Hijriyah danm usia 54 tahun.

Bertabur Mutiara.
Sahabat Ar-Rabi menyampaikan bahwa dia telah bermimpi bertemu dengan Imam Syafi'i sesudah wafatnya.
"Apa yang telah diperbuat Allah kepadamu wahai Abu Abdillah (imam Syafi'i)?" tanya Ar-Rabi.
"Allah mendudukkan aku di atas sebuah kursi emas dan menaburkan pada diriku mutiara-mutiara yang halus," jawab Imam Syafi'i.

Begitulah sekelumit kisah nikmat alam kubur yang dialami oleh Imam Besar, Waliyullah, Imam Syafi'i.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat kepadanya.

Minggu, 13 November 2011

Roh Mengenali Para Peziarahnya

Berita Alam Kubur kali ini tentang hari roh berkumpul, jangan pernah sedikitpun ragu bahwa ada kehidupan setelah kematian.
Pasalnya, diceritakan oleh salah seorang keluarga Ashim Al Jahdari, para roh berkumpul pada suatu hari tertentu dan mengenali siapa saja yang bertakziah.


Kisahnya.
Dari Ibnu Qoyim yang bersumber dari Muhammad bin husein dari Yahya bin Bustom Al Ashghor dari Masma, seorang keluarga Asyim Al Jahdari, dirinya bertemu dengannya dalam mimpi.

Dalam mimpi tersebut, Ashim bercerita bahwa dirinya bertemu dengan roh lainnya pada suatu waktu. Dalam pertemuan terseut, mereka saling bercerita satu sama lainnya.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,
"Apabila orang yang lewat kuburan saudaranya kemudian memberi salam, maka akan dibalas salam itu, dan dia mengenal siapa yang menyalami. Demikian juga mereka (yang mati) akan menjawab salam orang-orang yang tidak dikenal."

Bertemu dalam Mimpi.
Suatu hari, Muhammad bin Husein yang merupakan keluarga dekat dari Ashim al Jahdari tengah bermimpi bahwa dia melihat Ashim. Padahal almarhum diketahui telah meninggal dunia 2 tahun lamanya. Hal tersebut tentu membuat penasaran dan ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada lamarhum.

"Bukankah Anda sudah meninggal?" tanya kerabat almarhum.
"Benar," jawab Ashim.
"Lalu di mana kamu sekarang ini?" tanya kerabat almarhum lagi.
'Demi Allah, saya ada di dalam taman surga. Saya juga bersama teman-temanku berkumpul setiap Jumat hingga pagi harinya di tempat ini (kuburan) Bakar bin Abdullah al Muzanni. Kemudian kali saling bercerita," kata Ashim.

Kejadian yang dialami oleh kerabat almarhum ini membuatnya semakin penasaran. Soalnya, hal ini merupakan yang pertama kali di alaminya. Oleh karena itu dirinya pun lantas semakin banyak mengajukan pertanyaan.

Mengenal Peziarah.
Walaupun dalam mimpi, kerabat almarhum ini seolah berdialog langsung tanpa perantara.
"Apakah yang bertemu itu jasadnya saja atau rohnya saja?" tanya kerabat Ashim.
"Kalau jasad kami sudah hancur, jadi kami berkumpul dalam roh," jawab Ashim.
"Apakah kalian mengenal kalau kami itu berziarah kepada kalian?" tanya kerabat Ashim.

"Benar, kami mengetahui setiap sore jumat dan hari sabtu hingga terbit matahari," ujar Ashim.
Kerabat Ashim lantas mengajukan pertanyaan terkahir sebelum tersadar dari mimpinya.
"kalau hari lainnya?" tanya kerabat Ashim.
"Itulah fadhilah hari jumat dan kemuliaannya," jawab Ashim yang kemudian meninggalkan kerabatnya yang tersadar dari mimpi.

Bahkan bukan sore jumat dan hari sabtu saja.
Menurut riwayat Muhammad bin Husein dari Bakar bin Muhammad dari Hasan Al Qoshob berkata bahwa orang-orang yang sudah meninggal dunia mampu mengetahui para peziarah pada dua hari yang mengiringi hari jumat, yaitu hari kamis dan sabtu.

Senin, 07 November 2011

Jenazah Ditemani Bidadari

Berita Alam Kubur kali ini diambil dari kisah pada zaman Khalifah Umar bin Khattab tentang jenazah yang ditemani oleh bidadari cantik. Alangkah bahagianya si jenazah memperoleh nikmat tersebut.
Agama Islam mengajarkan bahwa azab kubur itu memang ada dan kenyataan, dan mungkin hal inilah salah satu hal yang membedakan dengan agama lain.
Wallahu A'lam.

Seperti yang terjadi pada seorang pemuda di zaman Khalifah Umar bin Khattab, ia mendapat nikmat kubur berupa ditemani bidadari di alam kubur.
Bagaiman hal itu bisa terjadi.


Kisahnya.
Diriwayatkan oleh Imam Hakim, dari Yahya bin Ayyub ra berkata, di zaman khalifah Umar bin Khattab ra, ada seorang pemuda yang saleh dan sangat rajin beribadah. Bahkan Khalifah sendiri pun sangat senang apabila melihat pemuda tersebut sedang melaksanakan shalat.

Setiap malamnya, setelah shalat isya di masjid, pemuda itu pergi mengunjungi ayahnya yang sudah tua renta. Antara masjid dan rumah ayahnya, ada seorang wanita yang cantik dan selalu memperhatikan gerak-gerik pemuda saleh tersebut. Wanita itu sangat terpesona dan rupanya mencintai pemuda itu.

Maka, pada suatu malam, wanita itu menunggu pemuda saleh tersebut di jalan yang biasa dilaluinya. Seperti biasanya, selepas isya, pemuda tersebut datang ke rumah ayahnya. Ketika di tengah jalan, pemuda itu berjumpa dengan wanita tadi.
"Mampirlah sebentar ke rumahku," kata wanita itu.

Menolak Maksiat.
Si pemuda saleh itu rupanya tergoda dengan bujuk rayu wanita cantik itu.
Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju rumah wanita penggoda, akan tetapi, ketika si pemuda akan melangkahkan kakinya untuk melintasi pintu rumah, secara tiba-tiba pemuda tersebut mengucapkan salah satu ayat Al Qur'an yang kurang lebih artinya,
"Dan orang-orang yang bertakwa, ketika setan memasukkan perasaan was-was ke dalam hatinya, maka ia akan dapat membedakan mana yang haq dan mana yang batil."

Seketika itu juga, sang pemuda jatuh pingsan. Melihat hal itu, si wanita lalu memanggil budak wanitanya dan mencoba untuk membangunkan si pemuda. Karena pemuda tersebut tidak sadar-sadar juga, maka si wanita dan hamba sahayanya membawa pemuda itu ke rumah ayahnya.
Setelah sampai di depan rumah ayahnya tersebut, si wanita tadi mengetuk pintu rumah dengan kuat lalu melarikan diri bersama budaknya.

Ketika sang ayah membuka pintu, maka ia terkejut melihat anaknya yang tak sadarkan diri terbaring di depan pintu rumahnya.
Lalu pemuda itu dibawa masuk oelh anggota keluarganya yang lain.

Beberapa hari kemudian setelah si pemuda sadar, sang ayah penasaran apa yang sebnarnya terjadi terhadap putranya itu. Lalu sang ayah meminta anaknya untuk menceritakan peristiwa yang dialaminya.

Dua Surga.
Sang pemuda lalu bercerita kepada ayahnya tentang peristiwa yang terjadi pada malam itu.
Ketika si pemuda membaca ayat yang ia sebutkan pada malam itu, amak si pemuda tersebut kembali pingsan tak sadarkan diri.

Melihat hal ini, sang ayah terkejut lagi dan berusaha membangunkan anaknya bersama anggota keluarga yang lain.
Ternyata pemuda tersebut telah meninggal dunia.
Pada malam itu juga, mayat si pemuda dimandikan, dikafani dan dikuburkan.

Keesokan harinya, berita kematian si pemuda tersebut telah sampai ke telinga Amirul Mukminin, Umar bin Khattab ra.
Sang Khalifah pun minta diantar ke kuburan si pemuda tersbut.
Sesampainya di kuburan, Umar ra berkata kepada mayat yang ada di dalam kubur itu dengan membaca surat Ar-Rahman ayat 46 yang artinya,
"Dan bagi orang yang takut saat menghadap Tuhannya ada dua surga."

"Wahai Amirul Mukminin, ketahuilah bahwa sesungguhnya saat ini aku telah merasakan janji Allah SWT tersebut, yaitu mendapatkan dua surga," jawab pemuda itu dari dalam kubur.

Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dua surga tersbut adalah:
1. Satu surga untuk dirinya sendiri.
2. Satu lagi berupa bidadari yang menemaninya di alam kubur.

Jumat, 04 November 2011

Tubuh dirantai Api

Berita Alam Kubur kali in tentang orang kaya yang melalaikan sedekah.
Karena melalaikan sedekah, Maula Ja'far mendapat azab kubur. Tubuhnya di alam kubur dirantai dengan api, selain itu lidahnya juga menjulur panjang.
Na'uzubilah min Zalik.


Kisahnya.
Dalam sebagian harta yang dimiliki oleh umat islam terdapat sebagian harta bagi kaum Dhuafa dan fakir miskin. Hanya saja, hal tersebut tidak pernah dilakukan sama sekali oleh sahabatnya Al-Hajj yang bernama Maula Ja'far. Ia mendapat siksa kubur setelah mati tanpa membayar sedekah.

Al-Hajj menceritakan, 
Dirinya mempunyai seorang sahabat bernama Maula Ja'far, putra seorang alim dan saleh, Maula Muhammad Husein dari penduduk Thirastan.
Maula Ja'far diberi amanah untuk menyalurkan sedekah, dan kebetulan saat itu negeri tersebut terserang wabah penyakit yang mematikan hingga membuat banyak orang kaya yang mewasiatkan hartanya kepada Maula Ja'far untuk disedekahkan.
Akan tetapi, amanah itu tak tersalurkan dengan baik sampai akhirnya Maula Ja'far meningal dunia.

Mimpi Buruk.
Pada suatu hari, Allah SWT memberi karunia kesempatan kepada Al-Hajj untuk berziarah ke makam suci Imam Husein.
Setelah melakukan beberapa ritual ziarah, Al-Hajj pun kembali ke penginapan untuk beristirahat. Pada malam harinya, Al-Hajj bermimpi suatu hal yang sangat buruk. Ia sendiri sampai sangat ketakutan dalam mimpi itu.

Dalam mimpinya tersebut, Al-Hajj melihat seseorang dari kejauhan.
Di pundak orang tersbut ada rantai yang terbuat dari api yang menyala-nyala telah membelenggu tangan dan kaki orang tersebut, lidahnya panjang menjulur sampai ke dadanya.
Saat melihat Al-Hajj, orang tersebut seakan meminta pertolongan.



Betapa terkejutnya Al-Hajj saat dari dekat, ternyata orang itu adalah Maula Ja'far, sahabatnya sendiri. Ketika Maula hendak berbicara dan minta pertolongan kepada Al-Hajj, rantai itu menghentaknya ke belakang. Akibatnya, Maula kembali dengan berjalan mundur sebelum sempat berbicara.

Sesaat kemudian, Maula mendekat lagi kepada Al-Hajj untuk kedua kalinya, lalu terjadi hal yang sama sampai ketiga kalinya. Menyaksikan hal itu membuat Al-Hajj sangat takut, walaupun hanya dalam mimpi semata.
Bahkan Al-Hajj sampai menjerit keras dan terbangun, sehingga seorang ulama yang tidur di dekat kamarnya ikut terbangun.

Tidak Pernah Sedekah.
Setelah minum beberapa gelas air putih, kemudianAl-Hajj menceritakan kejadian yang dialami dalam mimpimya kepada ulama sebelah kamarnya.
Ketika ditanya oleh ulama, apa yang sudah dilakukan sahabatnya tersebut sehingga mengalami suatu hal yang pedih, Al-Hajj berkata bahwa sahabatnya tersebut meningal sebelum sempat menyedekahkan sebagian hartanya kepada mereka yang berhak.

Mengetahui hal tersebut, Al-Hajj pun memutuskan untuk segera ke pemakaman suci untuk berziarah dan beristghfar.
Harapannya, semoga Allah SWT menyayangi Maula jika mimpi yang dialami oleh Al-Hajj tersebut benar. Tak lama kemudian, Al Hajj berdiri dan melaksanakan niatannya tersebut.