Cerita Tentang Para Ahli Kubur

Sabtu, 29 Oktober 2011

Buta di Alam Barzah

Banyak Kisah alam kubur, dimana orang baik tapi tetap saja mendapat siksa karena sesuatu hal, seperti berita yang akan diceritakan berikut.

Karena melarang warga untuk mengambil air di sumurnya, akhirnya Yazid yang kaya raya namun pelit itu mendapat siksa amat pedih dan menjadi buta ketika di alam Barzah, meskipun Yazid taat emnjalankan perintah agama.

Berikut Kisahnya.
Pada zaman pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, terdapat salah seorang ulama besar bernama Syeikh Abdurrahman. Pada suatu malam, setelah melaksanakan shalat Tahajud di masjid, Syeikh tertidur. Dalam tidurnya itu tiba-tiba ia bermimpi bertemu dengan Yazid, yang merupakan tetangganya yang telah meninggal dunia satu minggu sebelumnya.

Yazid ini adalah orang terkaya di kampungnya.
Tanahnya ada di mana-mana, ia juga sangat taat dalam menjalankan perintah agama. Shalat lima waktu tak pernah ia tinggalkan, ia juga kerap kali berpuasa dan sedekah.

Meskipun Yazid ini tergolong orang yang taat beribadah, akan tetapi dalam mimpinya itu, Syeikh Abdurrahman melihat Yazid mendapat siksaan yang amat pedih dan kedua matanya buta.

"Bagaimana orang sebaik Yazid mendapat siksa yang berat," guman Syeikh Abdurrahman dalam hati.
Melihat Yazid terus menerus menangis dengan kondisi matanya yang buta, Syeikh Abdurrahman mendekatinya dan kemudian bertanya,
"Yang saya tahu, Bapak selalu menjalankan semua perintah Allah SWT. Tapi, kenapa engkau menangis dan mendapat siksaan seperti ini? Lalu kenapa kedua matamu menjadi buta?"

Tak Menepati Janji.
Mendapat pertanyaan itu, Yazid kemudian bercerita tentang perbuatannya di masa hidup di dunia.

"Semasa hidup, saya pernah melarang warga untuk mengambil air bersih di sumur ladang milik saya," jawab Yazid dengan sedih.

Kala itu, ia baru saja membeli sebidang tanah dari seorang miskin dengan harga yang murah sekali karena orang miskin itu sedang membutuhkan uang untuk biaya pengobatan anaknya yang sedang sakit parah.



Namun, sebelum proses jual beli dilakukan, sang pemilik tanah meminta kepada Yazid agar membiarkan warga untuk mengambil air sumber di ladangnya. Air sumur itu memang menjadi jantung kehidupan masyarakat setempat ujntuk kebutuhan sehari-hari.

Satu bulabn berlalu, Yazid masih memperbolehkan warga untuk mengambil air di ladang miliknya. Namun, pada bulan berikutnya ia mulai gerah. Keesokan harinya, ia meminta tukang kebun untuk membuat pagar mengelilingi ladangnya.
Melihat hal itu, para warga bingung karena tidak bisa lagi mengambil air.


Warga Kelaparan.
Sejak saat itu, warga mulai kelaparan. Banyak tanaman mereka yang rusak akibat kekurangan air. Akhirnya, warga mengambil air ke tempat yang lebih jauh.
"Itulah sebabnya saya mendapat siksa dan dibutakan di alam barzah ini," ujar Yazid kepada Syeikh Abdurrahman di dalam mimpimya.

Lalu Syeikh Abdurrahman bertanya,
"Adakah jalan keluarnya?" tanay Syeikh.
"Jika pewaris saya membukakan sumber air itu lagi dan membiarkan penduduk memanfaatkan kembali, maka keadaan saya akan lebih baik," jawab Yazid.

Setelah itu, Syeikh Abdurraham terbangun dari tidurnya.
Pada pagi harinya, ia mengunjungi rumah ahli waris Yazid. Ulama tersebut menceritakan mimpinya serta permintaan dari Yazid tersebut. Setelah selsai menceritakan kejadian yang dialaminya itu, para ahli waris Yazid setuju untuk membuka kembali sumber air.

Warga Gembirta.
Saat itu, para warga gembira karena mereka kembali bisa mengambil air dari ladang tersbut.

Selang beberapa waktu, Syeikh Abdurrahman kembali bermimpi bertemu dengan Yazid.
Dalam mimpi yang kedua ini, ia melihat Yazid sudah tidak dalam kondisi disiksa dan keduanya matanya tidak buta lagi.

Rabu, 19 Oktober 2011

Jenazah Dicabik Malaikat

Kehidupan di alam kubur adalah nyata. Semua orang pasti akan mengalaminya termasuk saya dan Anda tentunya.
Pada zaman pemerintahan Umar bin Abdul Aziz r.a, terdapat pemuda yang mati, dan dia adalah pemuda yang selalu meninggalkan shalat semasa hidupnya. Di dalam kubur, Jasadnya dicabik-cabik oleh Malaikat. Na'uzubillah.


Kisahnya.
Kisah ini dirwiayatkan oleh Umar bin Abdul Aziz r.a.
Suatu ketika, Umar bin Abdul Aziz r.a. tengah mengurusi jenazah salah seorang kerabatnya yang bernama Fatih. Setelah dimandikan, dikafani dan dishalati, kemudian jenazah itu dibawa ke pemakaman umum.

Tak terlalu memakan waktu lama, jenazah pemuda itu telah selesai dikuburkan dan orang-orang pun lalu meninggalkan makam tersebut.
Begitu juga yang dilakukan Umar. Setelah beberapa langkah meninggalkan makam, tiba-tiba Umar mendengar suara yang datang dari makam baru tersebut. Umar menduga suara itu adalah suara Malaikat yang bertugas di alam kubur.

"Wahai Umar bin Abdul Aziz, maukah aku beritahu apa yang akan kuperbuat dengan orang yang engkau cintai ini?" kata suara itu.
"Tentu, ceritakanlah kepadaku," jawab Umar penasaran.
"Aku bakar kain kafannya, kurobek badannya dan kusedot darahnya serta kukunyah dagingnya. Maukah kau kuberitahu apa yang akan aku perbuat dengan anggota badannya?" ujar suara dari dalam kubur itu dengan agak keras.

Daging Dicabut.
Mendapat jawaban dari sura itu, Umar heran dan kemudian bertanya,
"Lalu, apa yang terjadi dengan anggota badannya?" tanya Umar lagi.
"Aku cabut dagingnya satu persatu dari telapak tangannya, lalu dari tangan ke lengan dan dari lengan menuju pundak. Kucabut pula lutut dari pahanya. Lalu paha dari lututnya. Kucabut pula lutut itu dari betis. Dari betis menuju telapak kakinya," kata suara itu menyeramkan.

"Ceritakanlah kepadaku, apa yang dilakukan jenazah itu di dunia sehingga ia mendapatkan siksa kubur seperti itu?" kata Umar.
"Ketahuilah, Umur di dunia hanya sedikit. kemuliaan di dalamnya adalah kehinaan.pemuda ini larut dalam kenikmatan dunia yang semu sehingga melupakan Allah SWT. Pemuda ini lalai dengan shalat," ujar suara yang diduga dari Malaikat Munkar dan Nakir itu.

Fitnah Dunia.
Umar menangis dengan penuturan suara itu. Ia banyak merenung dan menghimbau orang-orang yang masih hidup untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT, diantaranya adalah dengan melaksanakan shalat, puasa dan sebagainya.

Umar semakin giat mengingatkan kepada umat Islam tentang hakikat kesenangan dunia yang terkadang menipu.
"Celakalah jenazah yang tertipu oleh dunia, di dalam kubur tidak ada perbedaan siang dan malam, tertutup kesempatan beramal serta mereka berpisah dengan kekasih dan keluarga, istri-istrinya dinikahi oleh orang lain. Anak-anaknya bebas bermain. Kerabatnya sibuk membagi-bagi rumah dan harta peninggalannya, karena itu tingkatkanlah ibadah kepada Allah SWT," demikian salah satu dakwah Umar mengingatkan akan siksa kubur.

Kamis, 13 Oktober 2011

Mati Mata Melotot

Mungkin kisah dan berita ini patut dipertimbangkan bagi para pejabat negara yang gemar bersumpah atas nama Allah SWT maupun Al Qur'an. Bilamana ia berdusta, maka sesungguhnya Allah Maha Adil dan Maha Mengetahui.


Kisahnya.
Kisah ini diambil dari karya agung Manshur bin Nashir Al 'Ihaji berjudul kisah-kisah Su'ul Khatimah.
Diceritakan bahwa seseorang yang bersumpah palsu yang mengatasnamakan sumpahnya dengan Allah SWT dan akibatnya pria dalam cerita ini mati mendadak dengan mata melotot serta wajah yang menguning.

Di salah satu kota di Irak, saat itu Syeikh Ibrahim dikenal sebagai pedagang besar dan dermawan. Ia tidak pernah menolak orang yang meminta atau mengecewakan orang yang berharap kepadanya.
Pada suatu hari, tetangganya yang bernama Sayid Jabir datang menemui Syeikh Ibrahim, ia bermaksud berhutang uang sebesar 500 ribu dinar.
"Sebagaimana Anda ketahui, bahwa pada tahun ini hasil panen tidak menguntungkan, aku telah berhutang kepada rentenir. Aku harus membayar hutangku tersebut, jika tidak, maka rahasiaku akan terbongkar. Hari ini aku mendatangi Anda semoga Anda sudi meminjamiku uang sebesar 500 ribu dinar," harapan Sayid Jabir dengan memelas.

Tidak Mengakui Hutang.
Tanpa banyak pikir, Syeikh Ibrahim berdiri ke brangkas uang dan memberikan uang tersebut kepada Sayid Jabir lalu menuliskan jumlah uang tersebut dalam buku kas.
Jabir mengucapkan terima kasihnya atas pemberian itu dan meminta agar dibuatkan sebuah surat pengakuan hutang sebagai tanda bukti. Namun Syaikh menolaknya dengan halus,
"Terima kasih, saya rasa tidak perlu, cukuplah Allah SWT sebagai saksi antara engkau dan aku. Dia sebaik-baiknya Wakil dan sebaik-baiknya Saksi," kata Syeikh Ibrahim.

Satu tahun kemudian, Syeikh Ibrahim meninggal dunia karena serangan jantung dengan meninggalkan seorang istri dan empat orang anak, yang sulung masih berusia 13 tahun.
Sepeninggal Syeikh, istrinya lantas memeriksa buku-buku kas perdagangan suaminya. Dari dalam buku tersebut si istri mengetahui secara terperinci orang-orang yang berhutang kepada suaminya.

Hari demi hari dan bulan terus berlalu setelah kematian suaminya, lalu ia mengirim utusan ke Sayid Jabir untuk menagih hutang suaminya. Akan tetapi Sayid Jabir mengingkari pernah berhutang kepada suaminya. Ia mengaku telah membayar hutang tersebut kepada suaminya. Mungkin suaminya lupa mencatat pembayaran tersebut di buku kas.

Karena masalah itu tak kunjung selesai, perkara itu dibawa ke meja hijau. Pada hari persidangan, si tertuduh dan istri Syeikh hadir di depan pengadilan. Mereka kemudian menceritakan kronologis versi masing-masing.
"Aku sangat yakin bahwa Sayid Jabir pernah berhutang kepada Syeikh Ibrahim sebanyak itu. Namun aku tidak punya bukti sama sekali selain buku kas yang mencantumkan uang yang telah dia pinjam," kata istri Syeikh Ibrahim.
"Hanya berupa bukti ini, tidak cukup kuat untuk menjadikan Sayid Jabir sebagai tersangka," kata hakim.



Sumpah Palsu.
Sayid Jabir tidak mengingkari bahwa ia pernah berhutang dengan Syeikh Ibrahim, akan tetapi ia katakan bahwa ia sudah melunasi hutang tersebut setahun setelahnya.
"Apakah Anda berani bersumpah dengan nama Allah SWT bahwa Anda punya hutang 500 ribu dinar dengan Syeikh Ibrahim dan Anda sudah membayar hutang tersebut kepada Syeikh Ibrahim?" tanya sang hakim.
"Aku bersumpah atas nama Allah SWT," jawab Sayid Jabir.

Mendengar sumpah atas nama Allah tersebut, kemudian sang hakim menetapkan bahwa Sayid Jabir sudah tidak lagi berhutang. Sayid Jabir kemudian keluar dari persidangan dengan sombongnya. Ia saat itu sangat bersemangat, gagah, sehat, kuat dan masih berusia muda. Ketika telah di luar persidangan, tiba-tiba saja tubuhnya ambruk. Tak pelak lagi orang yang melihatnya menjadi gaduh dan bingung.

Istri Syeikh lantas keluar ruangan.
Ia terkejut setelah melihat tubuh Sayid Jabir yang sebelumnya dalam keadaan segar bugar, tiba-tiba saja tergeletak di lantai dengan mata melotot, mulut menganga dan wajah menguning seolah-olah pohon busuk yang tumbang di atas tanah tidak mempunyai kekuatan sama sekali.
"Ia telah mati," kata orang-orang saat itu.

Kematian Sayid Jabir kemudian diartikan orang-orang sebagai bentuk azab dari Allah SWT atas sumpah palsunya yang mengatasnamakan Allah SWT.
Pada malam harinya, istri Sayid Jabir mendatangi istri Syeikh Ibrahim. Ia mengakui bahwa suaminya telah berdusta.
"Suamiku telah membayar kedustaananya dengan harga yang sangat mahal. Inilah uang yang dulu pernah dipinjam suamiku dari suamimu," kata istri Sayid Jabir sambil menyerahkan uang 500 ribu dinar.
Setelah itu, istri Sayid Jabir pergi meninggalkan rumah istri Syeikh Ibrahim bersama anaknya.

Jumat, 07 Oktober 2011

Jenazah Berwajah Babi

Kisah yang satu ini terjadi pada zaman Rasulullah SAW.
Kala itu, ada orang yang tidak mau mengerjakan shalat, maka jasadnya berubah menjadi babi, terutama pada bagian wajah.


Berikut Kisahnya.
Pada suatu hari, Nabi Muhammad SAW sedang duduk bersama para sahabat di sebuah masjid. Kemudian datang seorang pemuda Arab yang bernama Farid Hasyim yang masuk ke dalam masjid sambil menangis.

Melihat ada orang yang menanguis, maka Rasulullah SAW pun bertanya,
"Wahai anak muda, kenapa engkau menangis?".
Mendapat pertanyaan itu, maka Farid menjawab,
"Ya Rasulullah SAW, ayah saya telah meninggal dunia dan tidak ada kain kafan dan tidak ada orang yang hendak memandikannya."

Jasad Berwajah Babi.
Mendapat jawaban yang demikian, maka Nabi SAW memerintahkan Abu Bakar ra dan Umar bin Khattab ra agar ikut dengan pemuda itu untuk melihat masalahnya.
Setelah mengikuti orang itu, Abu Bakar dan Umar mendapati ayah pemuda itu telah berubah wajah menjadi babi hitam. Maka mereka pun kembali dan memberitahu kepada Nabi SAW.

"Ya Rasulullah SAW, kami melihat mayat ayah Farid bertukar wajah menjadi babi hutan yang hitam," kata para sahabat.
Mendengar pemberitahuan dari sahabat Abu Bakar dan Umar itu, maka Rasululah SAW dan para sahabatpun pergi ke rumah pemuda tadi.
Dan setibanya di sana, maka Rasulullah SAW pun berdoa kepada Allah SWT, lalu mayat yang berwajah babi itu kembali menjadi berwajah manusia seperti semual.

Jangan Meninggalkan Shalat.
Lantas Rasululah SAW dan para sahabat menyalati mayat tersebut.
Dan ketika mayat itu hendak dikebumikan, maka sekali lagi mayat itu berubah menjadi seperti babi hutan yang hitam.
Maka Rasulullah SAW pun bertanya kepada pemuda itu,
"Wahai anak muda, apakah yang telah dilakukan oleh ayahmu sewaktu dia di dunia dulu?"
"Sebenarnya ayah saya ini tidak mau mengerjakan shalat," jawab Farid.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda,
"Wahai para sahabatku, lihatlah keadaan orang yang meninggalkan shalat. Di hari kiamat nanti akan dibangkitkan oleh Allah SWT seperti babi hutan yang hitam."