Cerita Tentang Para Ahli Kubur

Selasa, 23 Agustus 2011

Jenazah Anak Saleh Berbau Harum

Berita dari Alam kubur kali ini mengisahkan tentang nikmatnya alam kubur yang diterima oleh anak yang saleh.

Kisahnya.
Semasa hidupnya, seorang anak yang bernama Hasan bin Abdullah dikenal sebagai anak yang saleh.
Subhanallah...
Setelah berpuluh-puluh tahun ia mati dan dimakamkan, jasadnya masih terlihat utuh dan berbau harum. Kisah ini terjadi di daerah Unaizah, Arab Saudi. Saat itu, di tepi batas kota akan dibangun benteng batas wilayah Unaizah. Kebetulan lokasi itu dulunya merupakan kuburan warga setempat yang lama tak dipakai lagi. Berdasarkan persetujuan raja setempat, lokasi kuburan itu akhirnya dibongkar.

Maka mulailah para pekerja memindahkan satu persatu jenazah di kuburan itu ke lokasi lain yang sudah disediakan. Namun, hingga pada giliran makam yang ada di sebelah pojok, penggali kuburan mengalami kesulitan. Tanah di makam itu terasa keras untuk digali. Butuh sekitar satu jam untuk membobfkar kuburan tua itu.
"Tanahnya lebih keras dari tanah yang lain di kuburan ini, kenapa bisa demikian ya," kata salah seorang penggali.

Mendapat Nikmat Kubur.
Meskipun demikian, mereka tetap sabar hingga tergalilah makam tersebut. Ternyata di dalam liang lahat itu terdapat jenazah yang masih utuh meski tampak kering. Bahkan jenggot jenazah itu masih tampak jelas dan utuh. Padahal beberapa kafan sudah hancur dimakan tanah.
"Subhanallah...jenazah siapa ini," ujar seorang penggali kubur."
"baunya harum sekali, aneh..padahal kuburan ini usianya sudah lama," ujar yang lain.

Para penggali makam itu juga bingung karena seketika saja aroma harum menyerbak ke segala arah. Mereka yakin, jika bau harum itu berasal dari jenazah utuh itu. Salah satu dari mereka kemudian memanggil salah seorang Syeikh di Unaizah untuk melihat keanehan itu.

"Subhanallah..., biarakan dalam posisi sebagaimana adanya. Hindarilah ia dan galilah sebelah kanan atau sebelah kiri," ucap syeikh tersebut.
Para pekerja itu menuruti perintah sang syeikh. Akhirnya, dengan terpaksa mereka mengurangi luas area untuk pembangunan benteng tersebut. Sang Syeikh kemudian berusaha mencari informasi tentang jenazah siapakah yang mendapatkan nikmat kubur itu.

Ia bertanya ke seluruh penduduk desa itu, hingga sampailah ia di sebuah rumah kecil dan tua. Penghuni rumah itu hanya seorang nenek tua. Ia hanya terbaring di ranjang sambil berzikir kepada Allah SWT.
"Apa yang membuat Anda singgah di rumah ini? Bukankah masih banyak rumah lain yang lebih bagus untuk kau singgahi?" tanya nenek itu.
"Aku sedang mencari ahli keluarga dari makam yang jenazahnya utuh itu," jawab syeikh.
"Ketahuilah, ia adalah Hasan bin Abdullah. Dia saudaraku yang meninggal dua puluh tahun yang lalu," kata nenek dengan nada sedih.


Berbakti Kepada Orang Tua.
Mendengar pernyataan itu, syeikh lebih mendekat lagi menuju pembaringan nenek.
"Sudikah engkau menceritakan apa yang sebenarnya dilakukan saudaramu itu ketika masih hidup?" tanya syeikh.
"Ia adalah seorang yang ahli ibadah, tiap malamnya selalu bermunajat kepada Allah SWT," kata nenek itu dengan suara yang terputus-putus sambil meneteskan air mata karena teringat akan saudaranya.

"Saudaraku itu tidak pernah menolak setiap perintah orang tuaku. Ia anak yang berbakti. Saudaraku itu sering menggendong ibuku ke pasar untuk berdagang," jelas nenek itu lagi.

Syeikh itu sangat terkesima dengan amaan yang dialkukan oleh saudara nenek itu. Ia kemudian berpamitan sambil memberikan beberapa dinar untuk sedekah. Sesampainya di rumah, syeikh itu langsung bersimpuh di kaki ibunya. Ia menangis memohon maaf atas semua kesalahannya yang tidak begitu memperhatikan ibunya karena terlalu sibuk bekerja.

Sang syeikh saja sampai bersimpuh dikaki ibu, sudahkah Anda?
Mari berbakti kepada orang tua, terutama kepada ibu kita, agar kita bisa mendapatkan nikmat kubur seperti Hasan bin Abdullah dalam kisah ini.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Mimpi Almarhum Ayah

Setelah bermimpi bertemu dengan arwah ayahnya, Husein bin Abdullah menjadi seorang yang taat beribadah dan gemar bersedekah.
Subhanalloh...ketika ajal menjemputnya, ia mengucap dua kalimat syahadat, pertanda mati Khusnul Khatimah.


Kisahnya.
Pada suatu hari Husein bin Abdullah, seorang pedagang yang sukses sedang menunggui ayahnya yang sedang sakit keras. Ia sengaja meliburkan diri sebagai pedagang untuk menemani ayahnya. Sayangnya, Husein terlalu sibuk dengan urusan dagangnya sehingga ia melupakan kewajibannya untuk menyembah kepada Allah SWT.

Pesan Ayah.
"Wahai anakku, sebelum meninggal dunia, aku hanya minta kepadamu agar berjanji untuk melakukan sesuatu selepas kematianku," kata ayahnya.
"Silahkan katakan wahai ayah," jawab Husein dengan sedih.
"Apabila aku mati, tuliskan syair pada pusaraku yang berbunyi, "Bagaimana akan terasa nikmat kehidupan ini bagi yang sadar dirinya akan pindah ke alam kubur. Di sana segala kedudukan akan lenyap, wajah jelita yang dibanggakan akan lenyap pula, tinggalllah badan yang akan menanggung siksa."
Kemudian hendaklah engkau berziarah ke kuburku hingga tiga hari. Berdoalah kepada Allah SWT semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepadaku," kata sang ayah.

Wasiat Ayah.
Insya Allah, saya akan melakukannya," jawab Husein dengan meneteskan air mata.
Tak lama kemudian, ayah Husein meninggal dunia. Sesuai dengan wasiat yang disampaikan kepadanya, Husein segera melakukan semua yang diamanahkan kepadanya. Dia berziarah ke kubur ayahnya setiap hari sambil berdoa untuk ayahnya dan membaca syair yang tertulis di pusaranya.
Pada hari yang ketiga, Husein mendengar suara dari dalam kubur yang membangkitkan bulu roma dan memucatkan muka.
Husein pulang dalam keadaan takut dan gemetar.

Pada malam harinya, dia bermimpi melihat ayahnya datang sambil berkata,
"Wahai anakku, sesungguhnya engkau berada sangat dekat denganku, duniamu sudah berada di penghujungnya, dan maut lebih dekat dari itu. Oleh karena itu, bersiaplah engkau untuk menempuh perjalananmu dan periksalah keadaan kendaraanmu. Alihkan perhatianmu dari melengkapi isi rumah yang engkau tempati sekarang, beralihlah pada rumah yang akan engkau tempati nanti untuk selama-lamanya.
Janganlah engkau tertipu seperti orang-orang sebelummu yang telah tertipu oleh keinginan pada harta, sehingga tidak sempat membuat persediaan untuk pergi.
Akibatnya, mereka menyesal yang tidak berkesudahan setelah mati. Padahal, ketika itu sudah tidak ada maknanya lagi. Wahai anakku, segera laksanakan, segera laksanakan, segera laksanakan," sambung ayahnya dalam mimpi.

Membaca Kalimat Syahadat.
Tak lama kemudian, Husein terbangun dari tidurnya. Dalam keadaan terkejut dan takut dengan apa yang akan terjadi pada dirinya.
Pada pagi harinya dia segera mengerjakan apa yang dikatakan arwah ayahnya. Semua hutang-hutang dilunasinya, sisanya disedekahkan kepada fakir miskin. Tiga hari kemudian, Husein memanggil semua keluarganya dan anaknya, kemudian berwasiat dan mengucapkan salam.

Setelah itu, dia menghadap kiblat, mengucapkan dua kalimat syahadat dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Orang-orang ramai datang untuk mengurus mayatnya dan berziarah ke kuburnya, serta berdoa di sana.

Subhanallah...
Husein meninggal dunia dalam keadaan Khusnul Khatimah.
Sejak saat itu, keluarganya meniru apa yang dilakukan Husein di akhir hayatnya. Mereka sadar, bahwa bekal untuk kematian perlu disiapkan ketika masih hidup.

Mari, selagi Bulan Ramadhan masih kita temui hingga saat ini, mari dan mari kita mempersiapkan dan memperbanyak bekal kehidupan setelah mati nanti kawan.
Selamat berpuasa untuk semua.